SMBR Manfaatkan Lahan Bekas Tambang yang Tidak Bernilai Menjadi Nilai Jual Tinggi Melalui Budidaya Koloni Lebah Trigona

, , ,

BATURAJA – PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) telah melakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi dengan menggunakan sistem silvikultur sebagai dampak dari penambangan bahan baku pembuatan semen. Dengan melakukan pemanfaatan area bekas tambang, Beeyond Team SMBR melakukan inovasi ramah lingkungan yaitu pengelolaan ekosistem pada Area Lahan Bekas Tambang Quarry dengan Sistem Silvikultur Menjadi Habitat Budidaya Koloni Lebah Trigona.

Area hijau yang dihasilkan dari progam reklamasi menumbuhkan banyak jenis tanaman. Tanah seluas 30,14 Ha di lahan bekas tambang tersebut diisi dengan berbagai tanaman buah-buahan, tanaman hias berbunga, dan tanaman dengan pohon sedang hingga yang tinggi.

Jenis tanaman hias yang banyak mengandung nectar dan pollen inilah yang sangat disukai oleh koloni lebah, sehingga muncullah ide untuk pemanfaatan tanaman tersebut sebagai habitat budidaya koloni lebah Trigona.

Inovasi ini sangat mendukung visi dan misi SMBR untuk menjadi Green Cement Based Building Material Company Terdepan di Indonesia. Kegiatan seperti ini membantu SMBR untuk menciptakan Pabrik Semen yang ramah lingkungan serta mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.

Lingkungan bekas tambang SMBR sangat mendukung untuk dilakukan kegiatan ternak lebah. Perseroan melihat adanya potensi dari inovasi ini untuk membantu proses reklamasi dan pasca tambang Mining SMBR secara umum dan secara khusus akan membantu proses reproduksi vegetative dari tumbuhan yang ditanam pada area reklamasi.

“Kami melakukan kegiatan pembenihan, penyapihan, pembibitan di lokasi Nursery Green House Division Mining. Setelah bibit siap untuk ditanam terlebih dahulu area yang akan ditanami tanaman untuk tempat berkembang biak lebah trigona dilakukan penebaran LCC (Legume Cover Crop) agar tanah lebih subur kembali.” ujar Hendri Irawan Manuhutu Vice Presiden Mining.

Selain itu, SMBR berencana akan memberdayakan peternak lebah lokal berpengalaman di wilayah Baturaja untuk mengembangkan inovasi ini. Sehingga diharapkan mampu mengedukasi masyarakat lain untuk ikut melakukan budidaya lebah secara mandiri, dan dapat menjadi salah satu kegiatan yang mendukung Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Lebah Trigona atau sering kita sebut sebagai lebah kelulut, klancing, klenceng, lonceng, dll merupakan salah satu genus lebah tanpa sengat terbesar. Trigona menjadi jenis lebah madu yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan se-Indonesia.

Pada bulan September 2021 telah dilakukan panen pertama yang dihadiri oleh Direktur Produksi & Pengembangan dan Direktur Umum & SDM. Vice President Mining SMBR Hendry Irawan Manuhutu mengatakan jika hasil yang didapatkan pada panen pertama sangat memuaskan.

“Madu dipanen secara langsung dengan menggunakan mesin penyedot madu yang dibuat dengan memodifikasi pompa vakum aquarium sehingga bisa digunakan sebagai penyedot madu lebah trigona panen juga telah disiapkan untuk dibawa pulang para Direksi dan karyawan/ti yang hadir dengan packaging yang menarik.” ujarnya.

Saat ini luas area yang sudah dilakukan kegiatan reklamasi sekitar 30 Ha. Berdasarkan referensi sebuah hasil penelitian, untuk satu hektar lokasi hijau dapat ditempatkan sebanyak 15 kotak koloni lebah. Sehingga jika semua lahan reklamasi tersebut dapat dioptimalkan untuk produksi madu trigona, maka produksi madu bisa berpotensi mencapai 45 – 90 liter madu per bulan dengan parameter asumsi 0,1 – 0,2 liter per kotak per bulan. Namun untuk saat ini, belum semua area reklamasi bisa dioptimalkan dikarenakan masih dalam tahap penelitian dan pengamatan, total kotak yang dimiliki SMBR saat ini adalah 40 kotak koloni lebah dan Alhamdulillah saat ini produksi madu trigona telah mencapai 3 – 5 liter per 1,5 bulan.

“Budidaya Lebah Trigona ini menjadi Role Mode Ekonomi Hijau (Green Economy) yang diterapkan pada area bekas tambang yang tidak ekonomis lagi menjadi penghasil madu dengan nilai ekonomi tinggi. Semoga dengan berjalannya program ini mampu memberdayakan ekonomi pasca tambang dan memberikan manfaat kesehatan dengan mengonsumsi madu trigona.” imbuhnya. {}

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.